PERJALANAN PULANG BUKU-BUKU YANG TERSESAT
Assalamualaikum..
“Dalam perjalanan panjang menuju keihklasan kita akan menemukan harapan. dalam perjalanan berliku-liku menuju pengorbanan, kita akan menemukan keberanian. Namun, kejujuran pada diri sendiri akhirnya kita akan pulang”
Kisah ini aku mulai dengan sebuah kutipan dalam novel karya novelis favoritku, Andrea Hirata yang berjudul “Guru Aini”. Sudah tiga kali aku membacanya sebelum akhirnya hari ini (18/03/2021) buku itu pulang ke rumahnya ‘Perpustakaan Bank Indonesia’ setelah 2 tahun mereka “tersesat”.
hahaha.. ya buku itu pertama kali aku baca dengan meminjam dari salah seorang teman yang tak kusebutkan namanya, dan temanku itu pun meminjam “Guru Aini” dari Perpustakaan Bank Indonesia. Dan perjalanan ku hari ini dengan alasan mengembalikan buku-buku yang terlepas dari pemiliknya itu.
Aku paham benar rasanya ketika buku-buku yang seharusnya ada kini tidak ada, entah kemana perginya, tak terdengar kabarnya, bahkan jejaknyanya saja tak ada. Yang tertinggal hanyalah foto hitam putih buku-buku itu, ya karna sudah lama tentu saja.
Dugaanku dan seperti dugaan semua pihak, buku itu mungkin ada di sudut-sudut kamar, kolong meja, di bawah tempat tidur, di atas lemari, di tumpukan barang-barang usang, atau mungkin buku-buku itu telah berdebu hingga tak dapat dikenali seseorang yang mungkin juga lupa pernah meminjam mereka. Tak dapat dipungkiri pula buku-buku itu kini telah berkelana entah kemana saja dengan orang-orang yang berbeda. Alasannya kadang bermacam-macam,
“Maaf, bukunya aku berikan padanya untuk kenang-kenangan”
atau,
“Waahhh, Bukunya dipinjam temanku, dan sekarang temanku ada di Luar Angkasa”
atau, ketahap yang lebih ekstrim dan tak dapat diterima.
“lohh..? aku pernah meminjam buku itu?” pura-pura amnesia.
Yahh.. begitulah retorika buku-buku yang tersesat itu. Mereka tak tau jalan pulang kembali kerumahnya.
Getir dan Pahit sekali rasanya ketika apa yang seharusnya ada kini hilang entah kemana. Apalagi mengingat bagaimana perjuangan untuk mendapatkan itu semua. Pengorbanan seakan tiada harga, tiada arti, tiada yang peduli.
Jujur saja, aku sebenarnya senang ketika buku-buku itu dibaca selain diriku, semoga mereka bisa mengambil manfaatnya seperti aku. Namun, kebanyaakan orang-orang yang meminjam buku itu kadang kala dilanda semacam Utopia melihat tumpukan buku-buku dan tak sabar ingin memakannya satu-persatu. Dan yang terjadi kemudian ketika momentum itu hilang dari diri mereka, jadilah buku yang dipinjam itu berakhir di tempat-tempat yang tak diingat, tak terlihat, lenyap.
Maksudku adalah..
“Halooo.. Come on.. Jika sudah tak dibaca lagi Pulangkan saja padaku.. Aku yakin akan ada orang-orang yang ingin mengambil manfaat darinya selain kamu.”
Kamu mungkin tak faham bagaimana rasanya.. kuharap sedikit tulisan ini dapat memberikan sedikit pengertianmu untuk lebih menghargai “buku seseorang” and anything else yang bukan milikmu. Karna kamu tidak tau apa yang telah dia korbankan untuk mendapatkannya, bahkan tak jarang itu juga sebuah hadiah dari seseorang. ketika telah hilang “Bukankah uang tak akan bisa membeli kenangan?”.
Well, kembali kepada kutipan di awal kisah ini.
“Dalam perjalanan panjang menuju keihklasan kita akan menemukan harapan. dalam perjalanan berliku-liku menuju pengorbanan, kita akan menemukan keberanian. Namun, kejujuran pada diri sendiri akhirnya kita akan pulang”
Seperti layaknya buku-buku yang tesesat itu, kadangkala kita juga sering merasa tersesat. Jalanan yang buntu, kendaraan yang lambat, kemacetan yang menghambat, dan alasan lainnya hingga kita tak sampai di tujuan yang tepat. Namun, belajar dari Tuan yang kehilangan bukunya, Keihklasan adalah kunci utama untuk untuk menemukan harapan. Harapan bahwa buku-buku itu mungkin akan dikembalikan, atau mungkin akan digantikan. Belajar bahwa tidak ada usaha yang sia-sia dari sebuah penantian, hasil akhirnya adalah keberanian untuk mengihklaskan. Dan kejujuran kita terhadap diri kita sendiri, tentang siapa kita dan apa yang kita rasakan, kita akan PULANG, mungkin ketika sebelum semua buku itu “PULANG”. itu juga keberanian kan?
***
Terimakasi ya sudah membaca tulisanku ini. Aku yakin bahwa tidak ada yang kebetulan dari segala hal, semuanya sudah Allah tetapkan, termasuk tersesatnya buku-buku ku, termasuk juga apa yang membawamu untuk membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat ya… :)
Wassalamualaikum..